Contoh Iklan Lowongan kerja PT. Persada Dunia
Kami perusahaan yang bergerak di bidang jasa Arsitektur,
Interior Design, Furniture, Landscape & Graphic Design di Jakarta, membuka
peluang bagi kandidat baru untuk bergabung dan berkembang bersama kami untuk
posisi :
HRD STAFF
Kriteria Khusus :
HRD STAFF
Kriteria Khusus :
- Berpengalaman dalam me-rekrut dan memberikan test psikologi kepada calon tenaga kerja
- Memiliki pengetahuan dan berkemampuan menyusun sistem dan prosedur di bidang personalia
- Menguasai Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia
Kriteria Umum :
- Pria max 35 tahun
- Pendidikan S1 Psikologi / hukum
- minimal IPK 3.00
- Pengalaman kerja min 2 tahun di bidang HRD
- Mampu berbahasa Inggris dengan fasih
- Mampu mengoperasikan komputer
- Dapat bekerja dalam individu maupun team
- Dapat bekerja dalam tekanan
- Mempunyai integritas dan ketelitian dalam melaksanakan tugas
Jika tertarik dan merasa memiliki kriteria tersebut di atas,
silahkan kirimkan lamaran lengkap Anda disertai pas photo terbaru dan gaji yang
diinginkan ke alamat
PT. Persada Dunia
Jl. Ahmad Yani
No 88
Jakarta
PT. Persada Dunia
Jl. Ahmad Yani
No 88
Jakarta
Indahnya Persahabatan
Betapa enak menjadi orang kaya.
Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti
Tyas. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil
mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah
sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih
dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Tyas yang datang ke rumahnya.
Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau
main di rumah Tyas.
Tyas sebenarnya mempunyai sahabat
setia. Namanya Dwi. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Tyas. Hanya beda
RT. Namun, sudah hampir dua minggu Dwi tidak main ke rumah Tyas.
“Ke mana, ya,Ma, Dwi. Lama tidak
muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma?
Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Dwi
diketuk Tyas. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Tyas menanyakan ke
tetangga sebelah rumah Dwi. Ia mendapat keterangan bahwa Dwi sudah dua minggu
ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Dwi di-PHK dari
pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya
mengorbankan kepentingan Dwi. Terpaksa Dwi tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Dwi,” ucapnya dalam
hati,
Di rumah, Tyas tampak melamun. Ia
memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Yas? Kamu seperti tampak lesu. Tidak
seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Dwi, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan
sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Tyas menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin
tahu.
“Dwi sekarang sudah pindah rumah.
Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK.
Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Tyas tampak
tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Tyas.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya,
deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong
Dwi!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Dwi bisa berkumpul
kembali dengan aku!” Tyas memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu
harus mencari alamat Dwi di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Tyas baru
berhasil memperoleh alamat rumah Dwi di desa. Ia merasa senang. Ini karena
berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Dwi. Kemudian Tyas
bersama Papa datang ke rumah Dwi. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam.
Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang
tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tyas.
Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Dwi agak kaget
dengan kedatangan Tyas secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih
dulu kalau Tyas ingin berkunjung ke rumah Dwi di desa.
“Sorry, ya, Yas. Aku tak sempat
memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting
aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama,
Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua
Dwi tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Dwi sendiri.
“Begini,
Wi, kedatangan kami kemari, ingin mengajak
kamu agar mau ikut kami ke Surabaya.
Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Wi,
apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa,
“kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan
menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan
Tyas menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih
atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Tyas bangkit dari tempat
duduk lalu mendekat memeluk Dwi. Tampak mata Tyas berkaca-kaca. Karena merasa
bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat
sejati yang tak terpisahkan. Kini Dwi tinggal di rumah Tyas. Sementara orang
tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Dwi
yang sudah tua.
Unsur Instrinsik :
• Tema : Persahabatan
• Tokoh : Tyas, Dwi, Papa Tyas,
Dan Mama Tyas
• Watak :
·
Tyas : Suka Menolong
·
Dwi : Tidak Mau Membebani Orang Lain
·
Papa Tyas : Baik Hati
·
Mama Tyas : Peduli
• Alur : Maju
• Latar :
Tempat
·
Rumah Dwi (Lama)
·
Rumah Tyas
·
Rumah Dwi (Di Desa).
Waktu
·
Siang Hari
Suasana : Mengharukan
• Sudut pandang : Orang Pertama
• Amanat : Sebagai makluk tuhan
kita harus saling tolong menolong Dan Berbagi kepada sesama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar